Jakarta, 26 Juli 2011. 00:12 am
“Jika kamu terus menggengggam tanganmu, maka tak ada hal yang bisa kau dapatkan”
Sebuah kalimat sederhana, namun mampu menggoyah pikiranku. Cara berpikir yang ternyata salah selama ini. Dari semua sikap dan kata-katanya malam itu, aku terdiam. Menyaksikan segala hal yang membuka mataku, mata hatiku. Jalan pikiranku yang tadinya buntu, kini seolah menemukan jalan baru yang membuat aku berpikir jernih.
Malam itu, aku mendapat kesempatan untuk menonton live acara M*ario Teguh, Golden Ways. Walaupun awalnya sempat ragu, karena saat aku berada di gedung itu, kebanyakan yang hadir adalah bapak-bapak dan ibu-ibu, namun aku adalah aku. Aku yang suka mencoba hal-hal baru. Dengan bermodal nekat, akhirnya aku menetapkan untuk tetap mengikuti acara itu. Setiap kata-kata yang diucapkannya membuat aku teringat dengan seseorang yang dulu pernah kusakiti hatinya tapi ia tetap mau menerimaku lagi, orang yang siap menerima keluh kesahku, orang yang siap memberikan bahunya saat aku menangis, orang siap menyadarkan aku saat aku terlalu senang.
Aku adalah aku. Aku yang cepat bosan dengan situasi yang itu-itu saja. Ya awalnya aku bosan dengan hubungan ini. Aku bosan dengan sikapnya yang kekanak-kanakan walaupun aku tahu hal itu wajar mengingat usianya yang setahun lebih muda dariku. Aku yang bosan dengan sapaan pagi melalui sms itu. Aku yang bosan mendapat pertanyaan yang sama setiap hari. Tapi malam itu aku tersadar setelah ia (Pak Mario) menghampiri istrinya dam meminta minum namun dengan kata-kata manja: “Mimi...”. Sontak dalam hati aku teriak: “What???? Seorang Mario Teguh yang kata-katanya super itu bilang mimi sama istrinya? Apa dia ga malu?”. Sebelum semua pertanyaanku terjawab, ia berkata lagi:” seorang laki-laki hanya akan tidak jaim di depan orang yang dicintainya. Ia akan sangat jaim jika berada di depan orang yang tidak dicintainya”. Lalu ia mencium kening dan kedua tangan istri cantiknya itu. Cesssssssss............ langsung aku teringat akan sosok yang suka bermanja denganku walau hanya via sms dan aku selalu mengabaikannya. Seketika itu juga aku merasa sangat berdosa. Dia yang selalu ada saat aku butuh, tapi jarang aku ada saat dia butuh. Dia yang selalu membalas pesanku walau ia sedang tertidur lelap, berbeda denganku yang jarang membalas pesannya walau saat itu aku sudah membacanya. Tuhan.... maafkan aku...........
Banyak orang bilang, dibalik pria sukses ada wanita yang hebat. Malam itu ia juga berkata demikian. Ia menyebutkan bahwa wanita yang sukses memiliki kalung dewa. Kalung dewa itulah yang mampu membuat seorang wanita menjadi wanita hebat. Dengan usaha dan doa tentunya. Dan mulai malam itu aku bertekad akan menjadi wanita yang baik agar Tuhan mau memberikan kalung dewanya untukku. Agar aku menjadi wanita hebat yang akan ditemukan oleh pria yang hebat pula. Mulai malam itu aku bertekad untuk menjaga hati untuknya. Untuk dia yang berjiwa besar karena telah memaafkan aku atas semua kesalahan-kesalahanku yang dulu pernah kubuat. Malam itu aku bertekad untuk membuka kedua tanganku yang aku genggam, untuk tidak kembali ke masa laluku, untuk tidak melakukan kebodohan yang sama, untuk tidak menyakiti seorang yang menyayangiku. Malam itu aku membuka genggaman tanganku, bahkan membuka lebar kedua tanganku seperti hendak memeluk, memeluk semua impian-impian indahku yang telah aku rancang saat ini. Aku tak mau lagi terbuai oleh kasih sayang palsu, kasih sayang semu karena Tuhan telah menghadirkannya untukku dan aku percaya itu. Malam itu aku bertekad untuk mencoba mencintai dengan ikhlas, mencintai segala kekurangan dibalik kelebihannya karena pada dasarnya yang harus kulakukan adalah bukan mencintai sesorang yang sepurna, tapi bagaimana membuat cinta yang ada ini menjadi sempurna..... 00:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.